Detoks,
Perlukah?
Apa itu detoks?
Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun
atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu
metode efektif detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses
alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi
target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah usus besar
(pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
Hampir semua penyakit degeneratif dapat
dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia).
Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan
darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan
terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang
berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di
seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya
berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya
tingkat energi dan penuaan dini.
Mengapa perlu detoks?
Salah satu penyebab terbesar terjadinya
tokxemia pada usus adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara
berlebihan atau diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi.
Juga kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein
(hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein
(hewani), pati, dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni kondisi
keasaman darah dan jaringan tubuh berlebihan.
Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada
berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama
lain, atau terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah.
Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah darah menjadi
pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah terganggu,
sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya
terhambat.
Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang
diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas,
termasuk proses pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini
apabila makanan yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan
enzim tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas.
Pankreas adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada usus
kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar dan tubuh
semakin banyak memproduksi ampas.
Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk
mencerna makanan. Tubuh akan memadatkan makanan yang tidak tercerna ke
sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses ini akan mengundang
pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding
usus. Kondisi ini akan mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan
penyumbatan pada saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan
membusuk dan menghasilkan gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui
pori-pori halus pada dinding usus, mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel
tubuh dan sewaktu-waktu siap menimbulkan penyakit.
Pembersihan besar-besaran alias
detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain
untuk mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme
pembawa penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks
paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan
pola makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti
bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih penting
bagi manusia modern dengan pola makan yang cenderung menimbulkan ampas lebih
banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem tubuh.
Toksin mengakibatkan proses penuaan dan
kerusakan lebih cepat pada seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya
dengan penuaan. Penuaan atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin
dan dehidrasi yang kita tabung selama bertahun-tahun.
Salam Sehat dan Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar