Apotek Nurul Aini beralamat di Jln Kapitan Pattimura no.33, Masohi, Maluku Tengah, HP / WA 081381946003 dan membuat blog yang berisikan tentang artikel Kesehatan, Motivasi dan Produk Kesehatan serta Networking / Entreprenership.
Sabtu, 18 Mei 2013
Diet Seimbang
Diet seimbang adalah
susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi
akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena
penyakit dan kurang produktif.
Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi
yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia
akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi,
penyakit jantung dan sebagainya.
Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan
kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan
aktivitas fisik.
Sesuai dengan prinsip diet seimbang dan pola makan berdasarkan Pedoman
Gizi Seimbang (PGS), tidak dapat berlaku sama untuk setiap orang. Tiap
golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas fisik masing-masing orang,
memerlukan PGS yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pola makan berdasarkan
slogan 4 sehat 5 sempurna (4S & 5S).
Pada saat slogan 4S & 5S diciptakan sekitar tahun
1950-an, diasumsikan bahwa kebiasaan makan masyarakat makin sehat sehingga
berbagai masalah kesehatan karena kekurangan dan kelebihan gizi dapat dicegah
dan dikurangi. Asumsi ini ternyata tidak terwujud, baik di Indonesia maupun
negara-negara lain, termasuk negara asal 4S & 5S di AS.
PEDOMAN DIET SEIMBANG
Oleh karena itu pedoman 4S & 5S sejak awal tahun 1990-an
secara internasional telah digantikan oleh pedoman yang lebih rinci yang
disebut Pedoman Gizi Seimbang (PGS)
dengan alasan sebagai berikut :
Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum
tentu sehat, bergantung apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan
kebutuhan.
Contoh, jika pola makan kita sebagian besar porsinya terdiri
atas sumber karbohidrat (nasi), sedikit sumber protein, sedikit sayur dan buah
sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut tidak dapat dianggap sehat.
Sebaliknya, jika pola makan kita terlalu banyak sumber lemak
dan protein seperti hidangan yang banyak daging dan minyak atau lemak, tetapi
sedikit sayur dan buah, maka pola makan itu tak dapat dianggap sehat.
Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan PGS menekankan
pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau
diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. PGS pun memperhatikan aspek kebersihan
makanan, aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola hidup sehat lain.
Susu bukan “makanan sempurna” seperti anggapan umum selama
ini. Dengan anggapan itu banyak orang, termasuk kalangan pemerintah, menganggap
susu merupakan “jawaban” atas masalah gizi. Sebenarnya, susu adalah sumber protein
hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging.
Oleh karena itu di dalam PGS, susu ditempatkan dalam satu
kelompok dengan sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas protein, telur
dalam ilmu gizi dikenal lebih baik dari susu karena daya cerna protein telur
lebih tinggi daripada susu.
Slogan 4S & 5S yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo
Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, di tahun 1950-an dianggap tak lagi sesuai
dengan perkembangan iptek gizi, seperti halnya slogan “Basic Four” di Amerika yang
merupakan acuan awal 4S & 5S pada masa itu.
Basic Four dari AS yang diciptakan tahun 1940-an bertujuan
mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak lemak, tinggi gula, dan
kurang serat.
Namun, setelah dievaluasi tahun 1970-an, ternyata slogan
tersebut tidak memperbaiki pola makan penduduk Amerika, yang disertai dengan
meningkatnya penyakit degeneratif terkait gizi. Sejak itu, slogan “Basic Four”
diperbarui dan disempurnakan menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet” dengan
visual piramida.
Di Indonesia sendiri “Nutrition Guide for Balance Diet”
diterjemahkan menjadi PGS yang juga menggunakan visual piramida. Berbeda dengan
Nutrition Guide AS yang berlaku untuk usia di atas 2 tahun, di Indonesia PGS
berlaku sejak bayi dengan memasukkan ASI eksklusif sebagai Gizi Seimbang.
Secara sederhana, kita dapat merancang satu pola gizi
seimbang hanya dari menekankan pentingnya membiasakan makan makanan beraneka
ragam. Membangun kebiasaan makan beraneka ragam sebagai penerapan prinsip
pertama dari Gizi Seimbang yang universal.
Setiap manusia di mana saja membutuhkan makanan yang
beraneka ragam atau bervariasi, karena tak ada satu pun makanan yang mengandung
seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh, kecuali ASI (air susu ibu) untuk bayi
sampai umur 6 bulan. Makin beragam pola hidangan makanan, makin mudah terpenuhi
kebutuhan akan berbagai zat gizi.
Pola makan bergizi seimbang mengatur secara proporsional
keragaman golongan makanan, baik dalam jenis maupun jumlah sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Beberapa sumber makanan yang bisa membentuk satu gizi seimbang
antara lain sebagai berikut :
KARBOHIDRAT SEBAGAI SUMBER ENERGI UTAMA
Karbohidrat dikenal sebagai sumber energi utama bagi tubuh,
sehingga digolongkan sebagai makanan pokok. Sumber karbohidrat utama dalam pola
makanan Indonesia adalah beras.
Di beberapa daerah, selain beras digunakan juga jagung, ubi,
sagu, sukun dan lain-lain. Sebagian masyarakat juga menggunakan mi dan roti
yang dibuat dari tepung terigu. Karbohidrat terdiri dari zat “dapat dicerna”
dalam bentuk zat gula (glukosa) dan zat pati dan yang “tidak dapat dicerna”
dalam bentuk serat.
Sumber karbohidrat yang baik adalah yang masih mengandung
serat. Ada serat yang larut dalam air dan yang tidak dapat larut. Walaupun
keduanya tidak memberikan zat gizi pada tubuh, namun serat memberikan manfaat
kesehatan.
Serat yang larut dalam air dapat mengikat lemak di saluran
pencernaan dan membuangnya bersama kotoran, sehingga pada akhirnya menurunkan
tingkat kolesterol jahat. Serat ini juga membantu mengatur penggunaan gula oleh
tubuh dan menahan rasa lapar. Serat yang tidak larut membantu mendorong sisa
makanan melewati saluran pencernaan dan menunjang buang air besar (BAB) secara
teratur.
Pada prinsip Diet Seimbang, konsumsi gula dibatasi. Konsumsi
makanan bergula berlebihan mendorong timbulnya kegemukan dan segala akibatnya
seperti diabetes. Para pakar menetapkan rentang konsumsi karbohidrat sebesar
45-65 persen energi total.
PROTEIN MEMBERIKAN BERBAGAI MANFAAT KESEHATAN
Protein terdiri dari asam amino. Diantaranya ada yang
esensial karena tidak bisa dihasilkan oleh tubuh dan hanya dapat diperoleh dari
makanan. Selebihnya dapat diproduksi oleh hati bila komponen yang diperlukan
tersedia.
Protein memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Yang pertama
dan yang terpenting, protein bertanggungg jawab untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan semua sel dan struktur tubuh, seperti tulang, otot, sel darah,
kulit dan rambut. Protein juga merupakan unsur utama enzim yang membantu banyak
reaksi kimia dalam tubuh, diantaranya pencernaan.
Protein juga merupakan bagian dalam produksi hormon seperti
insulin, hormon tiroid, estrogen dan testosteron. Protein untuk makanan kita
bisa berasal dari nabati, seperti kedelai dan kacang2an, atau berasal dari
sumber hewani seperti daging, susu dan olahannya serta telur. Dengan kedelai
sebagai pengecualian, hanya protein hewani yang mengandung semua asam amino dan
dalam jumlah cukup.
Adapun makanan nabati (sumber protein nabati) mengandung
asam amino yang kurang lengkap, kecuali bila kacang-kacangan dikonsumsi secara
kombinasi dan bervariasi, sesuai dengan prinsip pertama Gizi Seimbang. Oleh
sebab itu, camilan yang terdiri atas berbagai jenis kacang-kacangan adalah
tergolong camilan yang sehat.
VITAMIN DAN MINERAL
Vitamin dan mineral adalah zat gizi mikro yang memperlancar
proses pembuatan energi dan proses biologis lainnya yang diperlukan untuk
mempertahankan kesehatan. Ada banyak vitamin dan mineral yang dikenal luas,
namun ada beberapa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Masalah kekurangan vitamin dan mineral merupakan masalah
utama yang banyak dialami negara berkembang, termasuk Indonesia.
Vitamin-vitamin yang menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah vitamin A, berbagai vitamin B, khususnya folat, vitamin
B1 , B2, dan vitamin B12, sedangkan mineral-mineral yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat adalah yodium, zat besi, dan zat seng.
Jenis mineral lain seperti kalsium, mungkin merupakan
masalah bagi sekelompok orang yang secara klinik terkait dengan risiko
penyakit, tetapi bukan masalah kesehatan
masyarakat. Vitamin dan mineral terutama banyak terdapat dalam sayur dan buah.
Untuk mempertahankan kandungan vitamin dan mineral, sayur
sebaiknya dihidangkan dalam bentuk mentah setelah dicuci bersih atau setengah
matang sebagai salad atau lalapan.
Masyarakat, terutama anak-anak, yang kekurangan vitamin A
antara lain karena sayur umumnya merupakan makanan yang kurang disukai di dalam
keluarga. Oleh sebab itu sayuran dan buah-buahan dianjurkan dikonsumsi sesering
mungkin tiap hari.
Sebenarnya makanan sumber protein hewani adalah juga sumber
vitamin dan mineral penting khususnya vitamin A, zat besi, dan folat yang
sangat dibutuhkan ibu hamil. Hanya saja vitamin yang berasal dari makanan
hewani relatif lebih mahal daripada sayur dan buah.
AIR
Air merupakan zat gizi dan unsur yang paling berlimpah dalam
tubuh. Makin muda seseorang, makin banyak kandungan air dalam tubuhnya. Air
penting untuk fungsi tubuh, seperti pengatur suhu tubuh, sistem saraf, cairan
otak dan sumsum tulang belakang.
Air diperlukan untuk melakukan banyak reaksi kimia penting
pencernaan dan metabolisme. Untuk menjaga keseimbangan air dapat
dipengaruhi oleh umur, aktivitas fisik, suhu, pola makan dan status kesehatan
(seperti saat hamil dan menyusui, untuk seorang ibu). Pada masyarakat
umum, jumlah air yang dikonsumsi minimum 2 liter atau 8 gelas per hari.
Dengan jargon Empat Sehat Lima Sempurna, kalimat singkat
yang ditanamkan sejak kecil sebagai pengingat bahwa tubuh memerlukan asupan
gizi yang tepat dan seimbang agar tubuh berada dalam kondisi prima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar